Guru Faktor Penentu Pendidikan Berkualitas
Jakarta--Peserta didik layak mendapatkan pendidikan yang memadai. Di
manapun mereka berada dan apapun latar belakang sosial dan ekonominya,
mereka berhak memperoleh layanan pendidikan setinggi mungkin. Pendidikan
tersebut harus terjangkau dan berkualitas.
"Guru dan tenaga
kependidikan menjadi faktor penentunya, sehingga mau tidak mau harus
kita tingkatkan ketersediaan dan profesionalitasnya," kata Wakil Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Bidang Pendidikan Musliar Kasim
membacakan sambutan tertulis Mendikbud Mohammad Nuh pada upacara
peringatan Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2013 dan HUT ke-68 PGRI di
Kemdikbud, Jakarta, Senin (25/11/2013).
Tema peringatan HGN tahun 2013 dan HUT ke-68 PGRI ini adalah
“Mewujudkan Guru yang Kreatif dan Inspiratif dengan Menegakkan Kode Etik
untuk Penguatan Kurikulum 2013.” Tema ini dinilai tepat untuk menjawab
berbagai persoalan dan tantangan di bidang pendidikan.
Musliar mengatakan, semua pihak menyadari dan memahami tentang arti
penting dan mulianya pendidikan, tetapi di balik itu tantangan dan
persoalan yang dihadapi semakin berat, rumit, dan kompleks. "Terutama
dalam rangka mempersiapkan generasi 2045 pada saat 100 tahun Indonesia
merdeka dan kejayaan Indonesia," katanya.
Sekarang ini, lanjut
Musliar, Kemdibud sedang melakukan menata sistem pendidikan guru,
pelatihan berkelanjutan, pelindungan, dan peningkatan kesejahteraan
guru. Mendikbud, kata dia, juga memberikan dukungan penuh agar PGRI bisa
menjadi organisasi profesi guru yang kuat, sehingga menghasilkan guru
yang mampu mengembangkan kemampuannya secara mandiri.
Selain
itu, mampu sebagai sumber inspirasi dan keteladanan, kreatif, inovatif,
berkepribadian mulia, dan menegakkan kode etik guru sebagai profesi.
"Kita semua berharap para guru dan tenaga kependidikan kita menjadi
pembelajar dan pendidik sejati," katanya.
Dengan demikian,
kata Musliar, kurikulum 2013, yang digagas untuk mempersiapkan generasi
2045 dapat diwujudkan. "Mereka adalah generasi yang mampu berpikir orde
tinggi, kreatif, inovatif, berkepribadian mulia, dan cinta pada tanah
air, serta bangga menjadi orang Indonesia," katanya.
Untuk
itu, prinsip yang saat ini dikembangkan adalah memberikan layanan
pendidikan sedini mungkin (start earlier) melalui gerakan PAUD,
memberikan kesempatan bersekolah setinggi mungkin (stay longer) melalui
pendidikan menengah universal (PMU), dan peluasan akses ke perguruan
tinggi.
"Selain itu, kita perlu memperluas jangkauan dan
menjangkau mereka yang tidak terjangkau (rich wider) melalui program
bantuan siswa miskin (BSM), Bidikmisi, dan sarjana mendidik di daerah
terdepan, terluar, dan tertinggal (SM3T)," kata Musliar. (Setwamen/ASW).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar