Kamis, 28 November 2013

Kemdikbud Tata Sistem Keguruan


Jakarta--Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) saat ini sedang menata sistem keguruan. Upaya ini dilakukan meningkatkan profesionalitas, distribusi, kesejahteraan, dan perlindungan bagi pendidik dan tenaga pendidikan.

"Ada beberapa upaya yang telah dan sedang kita lakukan yaitu yang pertama kita sedang melakukan penataan sistem keguruan termasuk pendidikan profesi guru dan pelatihan berkelanjutan," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh saat memberikan sambutan pada puncak peringatan Hari Guru Nasional 2013 dan HUT PGRI ke-68 di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, (27/11/2013).

Upaya lain yang dilakukan, kata Mendikbud, adalah melakukan revisi terhadap Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, yang dinilai menghambat pengelolaan pendidikan. "Sebenarnya itu kewajiban kabupaten kota, tetapi kami tetap mengambil peran," katanya.

Terkait pendirian organisasi profesi guru, Mendikbud mendukung penuh agar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) bisa menjadi organisasi profesi yang kuat dan kredibel. "Diharapkan, para guru bisa meningkatkan tanggungjawabnya menegakkan kode etik dan kinerjanya sejalan dengan peningkatan kesejahteraannya," katanya.

Ketua PB PGRI Sulistyo menyampaikan, perilaku yang ditampilkan oleh guru sebagai tenaga profesional harus berbasis pada kode etik, yang ditetapkan oleh organisasi profesi guru. Kode etik, kata dia, merupakan seperangkat nilai dan norma, yang harus dijunjung tinggi oleh guru.

Penerapannya dilakukan ketika berinteraksi dengan peserta didik, masyarakat, pemerintah, kolega, atasan, organisasi profesi, dan status keprofesian. "Saat ini, Insya Allah PGRI telah memenuhi syarat sebagai organisasi profesi menurut perundang-undangan yang berlaku dan sudah siap dikukuhkan sebagai organisasi profesi guru Indonesia," katanya.

Mendikbud memberikan apresiasi dan penghargaan yang sangat tinggi kepada guru yang telah berdedikasi meningkatkan kecerdasan bangsa. "Suasana peringatan kali ini terasa sangat khusus, suasana perpisahan. Kami ingin mengakhirinya dengan khusnul khotimah," katanya kepada para pendidik dan tenaga kependidikan yang menghadiri acara.

Kepada para guru, Mendikbud berpesan, agar guru harus menjadi pembelajar sejati, harus adil tentang kemampuan yang dimiliki. Mereka tidak boleh asal menjawab pertanyaan muridnya tanpa bisa mempertanggungjawabkan secara ilmiah. "Kepada siapapun menerima pelajaran, bahkan dari muridnya. Semuanya dilandasi dengan cinta kasih sayang. Semoga kita bIsa meningkatkan kualitas pendidikan dan yang kita lakukan menjadi bagian amal kebajikan," katanya. (***)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar